Marching Band
BAGI siswa di Yayasan Perguruan (YP) Keluarga, beralamat di Jalan Jawa
Kelurahan Bantan, Siantar Barat, bermain marching band merupakan sebuah
kebanggaan. Selama tiga hari dalam seminggu, mereka pun terlihat giat
berlatih memainkan alat-alat musik tersebut.
Uniknya, tak hanya siswa SMP dan SMA yang
aktif berlatih. Murid-murid SD di sana bahkan sudah berkreasi dan
memanfaatkan alat bekas yang dimodifikasi menjadi alat musik. Seperti
jerigen, botol minuman, tong, bambu, kaleng dan alat bekas lain. Jika
dipadukan, semua alat-alat bekas itu akan menghasilkan nada dan suara
yang indah. Apalagi jika dimainkan dengan sebuah tim yang kompak.
Menurut pembimbing marching band dan drum
band YP Keluarga, Ramadhan Koto (24), di perguruan tempatnya mengajar,
murid SD selalu aktif dengan kegiatan drum band. Sedangkan SMP dan SMA
lebih fokus pada marching band.
“Seluruh peserta marching band dan drum
band sudah beberapa kali kita bawa bertanding di dalam dan luar kota.
Terakhir mereka mengikuti kejuaraan di Kabupaten Deli Serdang untuk
kategori logam terbatas dan non logam. Ternyata hasilnya memuaskan,
meski belum bisa meraih juara pertama,” ujarnya.
Dia menambahkan, marching band di YP
Keluarga baru dimulai sejak beberapa tahun belakangan. Meski begitu,
para siswa di sekolahnya tidak kalah kualitas dengan sekolah-sekolah
lain yang sudah mempunyai peralatan lengkap sejak lama.
“Jadi kami mendapat arahan dari Ketua Yayasan Hj Sridanti BA untuk melatih anak-anak bermain marching dan drum band.
Ternyata antusias para siswa sangat
tinggi dan akhirnya terbentuklah tim yang solid,” ujar mantan pemain
drumcrops di salah satu perusahaan rokok Kota Siantar ini.
Menurut Ramadhan, dengan aktifnya siswa berlatih marching band, maka membuka lebar kesempatan bagi sekolah untuk menggapai prestasi lewat seni.
Menurut Ramadhan, dengan aktifnya siswa berlatih marching band, maka membuka lebar kesempatan bagi sekolah untuk menggapai prestasi lewat seni.
Seorang pemain kwarto bernama Nuzul (17),
mengaku bangga dengan tim marching band di sekolahnya. Selain memainkan
alat musik dan aransemen, marching band baginya juga sebagai alat untuk
melatih kesabaran.
“Untuk memadukan aransemen pada tim itu
sulit, disitulah kita dilatih bersabar. Jadi tak semuanya tentang nada,
tapi juga mental dan kesabaran,” katanya.
Dia menuturkan, selama ini ia selalu
ingin tahu bagaimana rasanya bermain marching band, sehingga ia mencoba
untuk masuk tim. Ternyata setelah didalami, ada keasyikan tersendiri
setelah bisa memainkan alat musik. Selepas itu, ia berujar, setiap orang
pasti akan ketagihan.
Ketua Yayasan Hj Sridanti BA mengatakan,
marching band dan drum band yang ada di SD, SMP dan SMA YP Keluarga
adalah kegiatan ekstrakulikuler rutin yang terus digalakkan oleh
guru-guru maupun pelatih/pembimbing yang berasal dari sekolah itu
sendiri.
Dalam perjalanannya, sudah banyak prestasi yang dihasilkan para anak didik, yang tentunya sangat membanggakan bagi sekolah.
“Semuanya demi menciptakan rasa cinta terhadap seni musik dan musik tradisional bagi para siswa,” katanya. (rel/hez)
0 komentar:
Posting Komentar